Pengukuran dan Ketidakpastian
Pengukuran
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dari benda dengan besaran sejenis sebagai tolak ukur / acuan. Misalnya mengukur panjang pensil dengan penggaris. Penggaris disebut dengan alat ukur.
Apa itu alat ukur? Alat ukur adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengetahui nilai besaran suatu benda / kejadian.
Beberapa kriteria alat ukur yang baik.
- Akurasi adalah kemampuan alat ukur untuk mendapatkan hasil pengukuran mendekati hasil sebenarnya. Semakin kecil selisih nilai sebenarnya dengan hasil pengukuran, semakin akurat alat ukurnya.
- Presisi adalah kemampuan alat ukur untuk mendapatkan hasil yang mendekati sama dari beberapa pengukuran.
Ketidakpastian Pengukuran
Saat melakukan pengukuran, hasil pengukuran yang kita lakukan tidak bisa mendapatkan nilai yang sebenarnya. Kesalahan pengukuran bisa berasal dari alat ukur maupun pengguna.
Ada 3 kesalahan yang mungkin terjadi saat pengukuran, antara lain :
- Kesalahan Umum / Keteledoran
- Kesalahan Acak
- Kesalahan Sistematik
- Kesalahan kalibrasi
- Kesalahan nol
- Kesalahan komponen
- Kesalahan pandangan / paralaks
Keteledoran adalah kesalahan yang berasal dari pengguna, contohnya kesalahan dalam membaca skala, tidak menguasai alat ukur yang digunakan, menggunakan alat ukur yang tidak sesuai.
Kesalahan acak disebabkan oleh adanya fluktuasi pada saat pengukuran. Fluktuasi adalah keadaan tidak menentu suatu objek, sehingga hasil pengukuran selalu berbeda. Contohnya fluktuasi tegangan listrik PLN / baterai, gerak brown molekl udara.
Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang berasal dari alat yang digunakan dan kondisi pengukuran. Contohnya :
Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nama yang tidak tepat saat pembuatan, sehingga hasil pengukuran selalu menunjukkan nilai yang tidak sebenarnya. Solusi dari kesalahan ini dengan mengkalibrasi ulang alat dengan alat standart.
Kesalahan ini terjadi karena garis atau penunjuk angka nol tidak tepat, sehingga hasil pengukuran selalu tidak menunjukkan nilai yang sebenarnya.
Kesalahan komponen terjadi ketika ada bagian alat yang rusak, sehingga akan mempengaruhi hasil pengukuran.
Kesalahan ini terjadi karena arah pandang kamu tidak tegak lurus terhadap alat, sehingga jarum / garis yang kamu amati akan meleset kesamping dari nilai sebenarnya.
Kesalahan yang terjadi saat pengukuran menyebabkan ketidakpastian dari hasil pengukuran. Penulisan ketidakpastian hasil pengukuran sebagai berikut :
dimana :
Dari rumus diatas bisa disimpulkan nilai berada diantara dan .
Nilai dari dan ditentukan dari pengukuran tunggal atau pengukuran berulang.
Ada 2 jenis ketidakpastian pengukuran, antara lain :
- Ketidakpastian mutlak
- Ketidakpastian relatif
Ketidakpastian Mutlak
- Pengukuran Tunggal
- Pengukuran Berulang
Pengukuran tunggal adalahpengukuran yang dilakukan sekali saja. Penulisan pengukuran tunggal sebagai berikut :
dimana :
Pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali yang bertujuan mendapatkan hasil terbaik. Penulisan pengukuran berulang sebagai berikut :
dimana :
Ketidakpastian Relatif
Semakin kecil ketidakpastian relatif, semakin akurat pengukuran. Ketidakpastian relatif didapatkan dari persentase perbandingan ketidakpastian mutlak dengan hasil pengukuran terbaik.
Pengukuran tunggal
Pengukuran berulang
Nilai dari ketidakpastian relatif mempengaruhi jumlah angka penting yang boleh dituliskan.
Ketentuan jumlah angka penting hasil pengukuran.
- ketidakpastian relatif 10% berhak atas 2 angka penting.
- ketidakpastian relatif 1% berhak atas 3 angka penting.
- ketidakpastian relatif 0,1% berhak atas 4 angka penting.
Contoh Soal
- Andi mengukur pensilnya menggunakan penggaris, hasil pengukuran yang didapatkan 12,7 cm. Tentukan ketidakpastian mutlak dan relatif! Jawab
- Doni melakukan pengukuran 2 buah pensil menggunakan penggaris didapatkan hasil 12 cm, 10 cm, 8 cm, 14 cm, dan 16 cm. Tentukan ketidakpastian mutlak dan relatif! JawabKetidakpastian mutlakKetidakpastian relatif
Ketidakpastian mutlak pengukuran tunggal
Ketidakpastian relatif